Teori Pendidikan Interaksional merupakan suatu pendekatan dalam dunia pendidikan yang menitikberatkan pada konsep manusia sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Konsep ini menekankan bahwa pembelajaran tidak hanya terjadi melalui transfer pengetahuan dari guru ke peserta didik, melainkan melibatkan interaksi yang aktif dan saling berpengaruh antara berbagai elemen, termasuk interaksi antara guru dan peserta didik, peserta didik dengan materi pembelajaran, serta interaksi dengan lingkungan.
Aspek Penting dalam Teori Pendidikan Interaksional: Interaksi Guru dan Peserta Didik, Interaksi dengan Materi Pembelajaran, Interaksi dengan Lingkungan, Dialog sebagai Medium Interaksi.
Dengan demikian, Teori Pendidikan Interaksional tidak hanya memandang pendidikan sebagai proses mentransfer fakta-fakta, melainkan sebagai pengalaman yang melibatkan interaksi aktif, pemahaman mendalam, dan konstruksi pengetahuan melalui berbagai bentuk dialog. Pendekatan ini bertujuan untuk membentuk individu yang tidak hanya cerdas secara intelektual, tetapi juga mampu beradaptasi dan berinteraksi secara efektif dalam lingkungan sosial.
Pendidikan interaksional memiliki landasan filsafat yang kuat, yakni filsafat rekonstruksi sosial. Filsafat ini menekankan pentingnya memahami dan meresapi konteks sosial dalam pembelajaran. Artinya, pendidikan bukan sekadar mentransfer fakta-fakta kepada peserta didik, melainkan membuka peluang bagi mereka untuk terlibat dalam proses pembelajaran secara aktif dan berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Salah satu aspek kunci dalam pendidikan interaksional adalah interaksi antara guru dan peserta didik. Guru bukan hanya sebagai pemberi informasi, tetapi juga sebagai fasilitator dialog dan pemahaman. Sebaliknya, peserta didik tidak hanya sebagai penerima pasif, melainkan sebagai partisipan aktif yang terlibat dalam proses pembelajaran. Dialog yang terbentuk antara guru dan peserta didik menciptakan lingkungan yang mendukung pemahaman mendalam.
Pendidikan interaksional membawa dimensi baru dalam cara peserta didik berinteraksi dengan materi pembelajaran. Lebih dari sekadar menghafal fakta-fakta, peserta didik diajak untuk melakukan pemahaman eksperimental. Mereka diberi ruang untuk memberikan interpretasi menyeluruh terhadap materi tersebut dan mengaitkannya dengan konteks kehidupan sehari-hari. Inilah yang membedakan pendidikan interaksional dengan paradigma pembelajaran tradisional.
Lingkungan juga menjadi bagian integral dalam pendidikan interaksional. Peserta didik diajak untuk berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya, menghubungkan pembelajaran dengan realitas yang ada. Ini menciptakan relevansi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari dan mendorong peserta didik untuk mengembangkan pemahaman yang lebih dalam.
Interaksi dalam pendidikan interaksional terjadi melalui berbagai bentuk dialog. Dialog tidak hanya terbatas pada interaksi antara guru dan peserta didik, tetapi juga mencakup dialog antara peserta didik sendiri, serta dialog dengan materi pembelajaran. Dialog menjadi medium yang memfasilitasi pemahaman, refleksi, dan konstruksi pengetahuan.
Pendidikan interaksional memberikan kontribusi besar dalam membentuk individu yang tidak hanya memiliki pengetahuan faktual, tetapi juga mampu berinteraksi secara efektif dalam masyarakat. Melalui pendekatan yang melibatkan peserta didik secara aktif, filsafat rekonstruksi sosial menjadi pilar utama dalam menciptakan pengalaman pembelajaran yang menyeluruh. Dengan demikian, pendidikan interaksional bukan hanya tentang belajar fakta-fakta, tetapi juga membentuk manusia yang mampu berpikir kritis dan beradaptasi dalam berbagai konteks kehidupan.